Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) – Cardno Acil Pty Ltd untuk Program Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT) menggelar grup diskusi (FGD) tentang pelaksanaan sanitasi di Kota Banjarmasin.

FGD berlangsung di Best Western Hotel Banjarmasin, diikuti oleh perwakilan berbagai organisasi seperti LK-3, Program Kotaku Kalsel, Pamsimas, Srikandi Sungai, Forum Badan Kewaspadaan Masyarakat, FKH Banjarmasin,perkumpulan penyandang disabilitas, dam dari Prodi kesehatan Fak Kedokteran ULM.

Dalam FGD yang juga dihadiri oleh Dr Kylie McKenna dari Institute For Sustainable Futures (ISF) Universitas Of Tehnologi Sydney tersebut, dijelaskan kegiatan ini bertujuan untuk mendukung isu kesetaraan gender, inklusi sosial, dan pelibatan masyarakat sipil dalam program sanitasi.

Selain itu kegiatan untuk mengetahui tata kelola desain, perencanaan dan pelaksanaan layanan sanitasi di Banjarmasin yang sedang melaksanakan kegiatan hibah dari Australia.

Dijelaskan FGD bukan saja di Banjarmasin juga dipilih dua kota lainnya Bandung dan dan Surakarta.

Sasaran adalah untuk menilai minat, permintaan, perioritas dan kapasitas pemerintah daerah dan Perusahaan Daerah Air Minum dan Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbal (PAL), serta memastikan siapa saja aktor relevan yang dapat melaksanakan kegiatan penelitian aksi.

Dalam FGD tersebut Siti Fatimah dari KIAT Jakarta meminta masukan dari para peserta berbagai dukungan dan tantangan yang dihadapi dalam program sanitasi di Banjarmasin tersebut.

Karena berbagai temuan di Banjarmasin yang menyebabkan sasaran awal 2.900 sambungan rumah, dikurangi hanya menjadi 1.000 sambungan, dan warga enggan terhubung ke IPAL, karena kurang memahami air limbah.

Juga pemasangan pisa sambungan dinilai mengganggu kegiatan dan mengurangi kualitas jalan, kurangnya sosialisasi, struktur tarif kurang efektif, serta cakupan yang setengah setengah, disamping masyarakat yang dikunjungi menyatakan tidak puas dengan kualitas kontruksi.

Dalam kegiatan tersebut juga terungkap bahwa kondisi sanitasi di Indonesia termasuk di tiga kota yang menjadi objek kegiatan KIAT ini masih terbilang buruk.