Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat telah melaksanakan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) di Desa Wonorejo tepatnya di RT 5 dan RT 6. Desa Wonorejo terletak di Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Kegiatan PBL ini telah dimulai pada tanggal 28 Februari 2022 dan berakhir pada 22 Agustus 2022.
Kondisi wilayah Desa Wonorejo sebagian besar merupakan lahan perkebunan dengan luas daratan yang luas. Infrastruktur dan sarana prasarana di desa ini juga cukup berkembang. Walaupun layanan kesehatan masih terbatas, tetapi warga desa cukup rajin untuk pergi berobat. Namun, untuk masalah kesehatan lingkungan masih perlu dibenahi, karena masih terdapat beberapa kekurangan yang sebenarnya bisa diatasi dengan kerjasama berbagai pihak.
Hasil diagnosa komunitas yang telah dilakukan pada masyarakat RT 5 dan RT 6 Desa Wonorejo didapatkan data bahwa masyarakat masih banyak yang melakukan pembakaran sampah. Hal ini dikarenakan belum tersedianya kendaraan untuk mengangkut sampah ke TPS yang berada diluar desa Wonorejo. Berdasarkan data dan pengamatan yang kami dapatkan dampak dari pembakaran sampah tersebut menyebabkan masih banyaknya kasus ISPA di RT tersebut.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka kelompok 5 PBL berinsiatif melakukan intervensi “Ecomposter Sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Skala Rumah Tangga” yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya mengelola sampah skala rumah tangga. Dimana pada intervensi ini terdiri dari kegiatan edukasi pemilahan sampah, pelatihan pembuatan ecobrick dan kompos dengan metode Takakura, serta pembentukan kader Ecomposter.
Ecobrick merupakan suatu kerajinan dari botol plastik yang diisi dengan sampah anorganik. Gunanya untuk mengurangi sampah plastik dan membuat sampah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Teknik pembuatannya sederhana dan sangat mudah.
Banyak masyarakat di Desa Wonorejo yang memiliki kebun, sehingga pemanfaatkan sampah organik menjadi kompos dengan metode Takakura merupakan solusi yang tepat untuk membuat tanaman menjadi lebih subur. warga pun terlihat antusias saat pembuatan kompos.
Pembuatan kompos dengan metode Takakura memiliki keunggulan, yaitu:
1) Praktis, tidak membutuhkan lokasi yang luas karena keranjang bisa ditempatkan dimana saja
2) Mudah, karena sampah hanya dimasukan tanpa penambahan cairan atau zat khusus
3) Tidak Berbau, karena prosesnya melalui fermentasi bukan pembusukan
“Tanaman yang sudah diberikan pupuk dari hasil pelatihan menjadi bagus, warna menjadi hijau karena sebelumnya tanamannya kuning-kuning. Menurutku program ini berhasil,” Ungkap Ibu Jaemah.
“jadi tertarik mau coba bikin juga buat tanaman-tanaman” Pungkas Ibu Rodiyah.
Tanggapan positif dari masyarakat tersebut tentunya tidak lepas dari pengaruh kader-kader Ecomposter yang telah dibentuk. Kader-kader tersebut sangat membantu keberlanjutan program ini. Program ini dapat terlaksana berkat kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) yang mana kegiatan ini berkeja sama dengan PT Arutmin Indonesia Site Satui. Selain itu mahasiswa pun dapat mengambil manfaat dari kegiatan PBL ini karena keterampilan dalam bersosialisasi serta membuat suatu program kesehatan dapat terasah.