FK ULM Potret Masalah Gizi Era Kenormalan Baru
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM (PSKM FK ULM) kembali menggelar webinar dengan seri Departemen Gizi, mengambil tema ”Keberlanjutan Strategi Program Gizi Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)”, di PSKM FK ULM, Selasa (28/7) menggunakan media converence zoom dan live streaming via youtube.
Kegiatan ini diikuti 427 peserta dan berhasil menghadirkan pembicara Didi Ariady SKM MKes selaku Ketua IAKMI Pengda Kalsel, Prof Dr Ir Hardinsyah MS, Dr dr SA Nugraheni MKes dan M Irwan Setiawan SGz MGz. Juga dihadiri Wakil Dekan I Bidang Akademik Dr Iwan Aflanie dr MKes SpF SH, Wakil II Bidang Administrasi dan Keuangan dr Istiana MKes, Wakil Rektor I ULM Bidang akademik Dr Aminuddin Prahatama Putra MPd.
Narsum Didi Ariady membahas evaluasi program stunting di Kalsel pada masa adaptasi kebiasaan baru. Dikatakannya, upaya penanganan Covid 19 di Kalsel sendiri terlihat dari pembentukan tim gugus tugas, pembuatan kebijakan WFH, WFO, PSBB, implementasi detect, respon isolate dan karantina untuk mengurangi beban rumah sakit.
”Kendati demikian, masalah gizi tetap diperhatikan dengan baik, mengingat peta balita stunting Kalsel berdasarkan Riskesdas 2018 sebesar 33,1%, namun setelah hadirnya SSGBI 2019, turun jadi 31, 75%.
”Apalagi kondisi saat ini, Kemenkes mengeluarkan kebijakan PSBB dengan meminimalisir kunjungan masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga inovasi Dinkes Kota Banjarmasin pun diterapkan, seperti konsultasi Online KIA, KB dan imunisasi,” ungkapnya.
Webinar ini tak hanya membahas gizi dari perpektif balita, namun komsumsi harian masyarakat pun menjadi salah satu topiknya. Prof Hardinsyah mengutip AC Nielsen mengatakan, meski ditengah pandemi, minuman soda dan syrup manis meningkat, maragarine meningkat, juga minuman kemasan dan pencuci mulut.
”Data BPOM, temuan produk tidak memenuhi ketentuan meningkat. Pada 2019 sebanyak 72.994, 2020 menjadi 290.681, kondisi seperti ini berpotensi tidak aman,” pesannya.
Berbagai fenomena masalah gizi pada era kenormalan baru pun mendapat tanggapan Dr Nugraheni lewat presentasinya berjudul ”Promosi Gizi di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru”. Menurutnya, masyarakat perlu menerapkan JAMU (Jaga Mulut), JARI (Jaga Diri), JATI (Jaga hati) pada era new normal life.
”Strateginya, cukupi jumlah kalori, atur jam makan, cukupi cairan masuk, konsumsi serat, vitamin dan mineral, kurangi L-JGG (lemak jenuh, gula, garam),” tuturnya.
Sependapat, Irwan Setiawan mengupas masalah gizi era kenormalan baru dari perspektif kebugaran. Menurutnya, kebugaran dibutuhkan pada masa AKB, diantaranya mengurangi hipertensi, manajemen berat badan, mengurangi risiko jantung DM 2 dan PTM, meningkatkan imun.
”Sedang bagi lansia, jaga kesehatan mental, kurangi demensia,” pesannya pada seminar yang juga dihadiri Abdul Basit SGz MPH selaku Ketua Persagi Kalsel.